Kamis, 28 November 2013

Lebak dan Pandeglang pasti mendukung dan berpartisipasi dalam Pemilu Nasional



sumber gambar: sigmanews.us 
9 April 2014 adalah pesta rakyat Indonesia. Saat itu setiap rakyat akan menitipkan suaranya pada para wakilnya yang akan mereka kenal atau dikenalkan kepada mereka melalui media Kampanye serentak secara nasional. 
Dalam masa kampanye para calon wakil rakyat baik pusat maupun daerah memaparkan programnya bagi kemajuan daerah setempat atau negara secara lebih luas.
Seakan seorang Satrio Piningit. Para wakil rakyat adalah seorang yang diharapkan mampu membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi Indonesia secara umum dan daerah secara luas.
Setiap suara yang diberikan akan membuat para wakilnya terpilih mewakili mereka untuk membuat regulasi atau aturan yang membawa kepada kesejahteraan dan kemakmuran. Maka sudah selayaknya setiap rakyat benar-benar mempersiapkan diri akan pilihannya dalam berpartisipasi pada pesta rakyat ini.
Jika dalam agama ada sebuah ajakan yang berbunyi "membela negara adalah sebagian dari keimanan". Maka belum sempurna keimanan seseorang bila iya belum membela negaranya. Jika dulu membela negara melalui berperang melawan musuh negara. Kini membela negara juga dapat melalui memberikan suaranya dalam Pemilu Nasional. Maka dapat dikatakan berpartisipasi dalam Pemilu adalah sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara.
Pastikan pilihan suara kita adalah seseorang yang mempunyai visi dan misi yang jelas, serta rekam jejaknya bisa di pertanggung jawabkan.


Kebersamaan kita adalah kekuatan yang maha dahsyat bagi Kemajuan Banten


sumber gambar: csluvender.blogspot.com
Lebak dan Pandeglang adalah bagian kecil dari sebuah lukisan besar Indonesia. Namun Lebak dan Pandeglang bisa menjadi titik awal menuju Banten yang bermartabat dan secara lebih luasnya menjadi awal dari Indonesia yang bermartabat, Mandiri dan Unggul.
Dengan segala potensi yang terdapat di dalamnya Lebak dan Pandeglang mampu menjadi motor pergerakan ekonomi bagi perekonomian nasional.
Kebersamaan adalah seluruh masyarakat banten akan menjadi kekuatan maha dahsyat yang bisa membuat apapun baik dan buruk. Jika selama ini banyak kebersamaan digunakan untuk tujuan yang kurang baik. Kini saatnya kebersamaan digunakan untuk tujuan yang lebih baik. Terutama untuk kemajuan bagi Propinsi Banten. Seluruh lapisan masyarakat harus bersatu.
Jika dalam sholat shaff harus terisi penuh tanpa jeda. Maka barisan masyarakat Banten harus terisi penuh tanpa jeda. Jangan biarkan kebersamaan ini dirusak oleh sebuah kepentingan beberapa kelompok. Tanpa persatuan atau kebersamaan sangat mudah sebuah daerah atau bahkan negara dihancurkan dengan provokasi.
Kebenaran tanpa persatuan akan dihancurkan oleh kesalahan yang penuh persatuan  

Rabu, 27 November 2013

Profil Kabupaten Pandeglang

  sumber artikel dan gambar: pandeglangkab.go.id

 A. LETAK GEOGRAFIS DAN KONDISI FISIK WILAYAHWilayah Kabupaten Pandeglang berada pada bagian Barat Daya Propinsi  Banten dan secara Geografis terletak antara 6o21’  –  7o10’ Lintang Selatan (LS) dan 104o8’ – 106o11’ Bujur Timur ( BT ), dengan batas administrasinya adalah :
-          Sebelah Utara                   :  Kabupaten Serang
-          Sebelah Timur                   :  Kabupaten Lebak
-          Sebelah Selatan                 :  Samudera Indonesia
-          Sebelah Barat                    :  Selat Sunda
Luas wilayah Kabupaten Pandeglang adalah 274.689,91 Ha atau 2.747 Km2 dan secara wilayah kerja administrasi terbagi atas  35  kecamatan, 322  desa dan  13 kelurahan.
Dataran di Kabupaten Pandeglang sebagian besar merupakan dataran rendah yakni di daerah bagian tengah dan  selatan, dengan variasi ketinggian antara 0 – 1.778 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas sekitar 85,07% dari luas wilayah Kabupaten. Secara umum perbedaan ketinggian di Kabupaten Pandeglang cukup tajam, dengan titik tertinggi 1.778 m diatas permukaan laut (dpl) yang terdapat di Puncak Gunung Karang pada daerah bagian utara dan titik terendah terletak didaerah pantai dengan ketinggian 0 m dpl.
Daerah pegunungan pada umumnya mempunyai ketinggian ± 400 m dpl, dataran rendah  bukan pantai pada umumnya memiliki ketinggian rata-rata 30 m dpl dan daerah dataran rendah pantai pada umumnya mempunyai ketinggian rata-rata 3 m dpl. Kemiringan tanah di Kabupaten Pandeglang bervariasi antara 0  –  45 %; dengan alokasi 0-  15 % areal pedataran sekitar Pantai Selatan dan pantai Selat Sunda; alokasi 15  –  25 % areal berbukit lokasi tersebar; dan alokasi 25  –  45 % areal bergunung pada bagian Tengah dan Utara.
Di Pandeglang terdapat 6 gunung yaitu : Gunung Karang (1.778 mdpl), Gunung Pulosari (1.346 mdpl), Gunug  Aseupan  (1.174 mdpl), Gunug Payung (480 mdpl), Gunung Honje (620 mdpl) dan Gunung Tilu (562 mdpl).
Curah hujan di atas 3.000 mm/tahun terjadi di sekitar Stasion Penakar Hujan yang berada di  sekitar Kecamatan Menes, Labuan, Cibaliung, Mandalawangi dan Kecamatan Jiput.  Puncak hari hujan berada pada bulan November-Pebruari. Sedangkan bulan kering berada pada bulan Mei-September. Berdasarkan rata-rata curah hujan per  tahun,  -menurut  klasifikasi Koppen-Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam iklim Af (Iklim Hujan Tropis) sedangkan apabila dilihat berdasarkan Zone Agroklimat Oldeman termasuk dalam Zone A1.
Kabupaten  Pandeglang ditinjau dari segi geologi memiliki beberapa jenis batuan yang meliputi Alluvium, Undieferentiated (bahan erupsi gunung berapi), Diocena, Piocena Sedimen, Miocena Lemistone dan Mineral Deposit. Sedangkan beberapa jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang yaitu Aluvial, Grumosol, Mediteran, dan Latosol.
Keadaan geomorfologi, topografi dan bentuk wilayah secara bersama-sama akan membentuk pola-pola aliran sungi yang ada. Pola aliran sungai di Wilayah Kabupaten Pandeglang pada umumnya berbentuk
dendritik.  Arah aliran sungai-sungai di Wilayah ini dibedakan menjadi dua, sehingga membentuk dua daerah aliran sungai yaitu daerah aliran dari arah Timur yang bermuara di Selat Sunda dan daerah aliran dari arah Utara yang bermuara di Samudera Indonesia.
Wilayah Kabupaten Pandeglang mengalir 14 sungai yang berukuran sedang sampai besar.  Sungai  –  sungai tersebut adalah Sungai Cidano, Sungai Cibungur, Sungai Cisanggona, Sungai Ciliman, Sungai Cihonje, Sungai Cipunagara, Sungi Cisumur, Sungai Ciseureuhan, Sungai Cijaralang, Sungai Cikadongdong, Sungai Ciseukeut, Sungai Cimara, Sungai Cibaliung, dan Sungai Cicanta. Dari ke-14 sungai tersebut terbagi dalam 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS) antara lain :
1.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung
2.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidano
3.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibungur
4.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliman
5.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri
6.       Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh

B.      KEPENDUDUKAN
Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang berdasarkan Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 adalah 1.149.610 orang dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 589.056 orang dan perempuan sebanyak 560.554 orang. Berdasarkan data di atas, rasio jenis kelamin pada tahun 2010 sebesar 105,08.
Sebaran penduduk per kecamatan relatif tidak merata. Kecamatan dengan penduduk terjarang yaitu Kecamatan Sumur dengan rata-rata sebanyak 88 jiwa/Km2, sementara wilayah yang terpadat adalah
Kecamatan Labuan, yaitu sebanyak 3.439 jiwa/Km2. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Pandeglang adalah 419 jiwa/Km2.
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang berdasarkan data hasil Sensus Penduduk periode 1961 – 1971 sebesar 2,71 persen, periode 1971 – 1980 sebesar 2,15 persen, periode 1980 – 1990 sebesar 2,14 persen, periode 1990 – 2000 sebesar 1,64 persen dan 2000 – 2010 sebesar
1,30 persen. Menurunnya angka laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu wujud keberhasilan pembangunan bidang kependudukan yang salah satunya antara lain adalah program Keluarga Berencana (KB).
Berdasarkan data BPS Kabupaten Pandeglang, jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja berjumlah 384.657 jiwa. Lapangan pekerjaan utama penduduk berupa pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan; industri; perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; dan jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.
Secara umum, pekerja di Kabupaten Pandeglang bekerja di sektor informal (83,67%) dan sisanya bekerja di bidang formal (16,33%) dari jumlah pekerja di atas 15 tahun berjumlah 434.746 jiwa(Indikator Kesejahteraan Rakyat, 2009).  Dari jumlah pekerja 434.746 jiwa, pekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri memiliki proporsi yang terbesar yaitu 23,67%, sedangkan pekerja dengan status pekerjaan berusaha dibantu buruh  tidak tetap/ tidak dibayar memiliki proporsi terkecil (2,32%).

(Sumber Pandeglang Dalam Angka Tahun 2011 – Bappeda Kabupaten Pandeglang)

Profil Kabupaten Pandeglang

sumber gambar: kenalpandeglang.blogspot.com

sumber artikel: wikipedia.com

A. Sekilas Sejarah Pandeglang

Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 tahun 1828, Keresidenan Banten dibagi tiga kabupaten: Kabupaten Utara yaitu Serang, Kabupaten Selatan yaitu Lebak dan Kabupaten Barat yaitu Caringin.
Kabupaten Serang dibagi lagi menjadi 11 (sebelas) kewedanaan. Kesebelas kewedanaan tersebut yaitu: Kewedanaan Serang (Kecamatan Kalodian dan Cibening), Kewedanaan Banten (Kecamatan Banten, Serang dan Nejawang), Kewedanaan Ciruas (Kecamatan Cilegon dan Bojonegara), Kewedanaan Cilegon (Kecamatan Terate, Cilegon dan Bojonegara), Kewedanaan Tanara (Kecamatan Tanara dan Pontang), Kewedanaan Baros (Kecamatan Regas, Ander dan Cicandi), Kewedanaan Kolelet (Kecamatan Pandeglang dan Cadasari) Kewedanaan Ciomas (Kecamatan Ciomas Barat an Ciomas Utara) dan Kewedanaan Anyer (tidak dibagi kecamatan).
Menurut sejarah, pada tahun 1089 Banten terpaksa harus menyerahkan wilayahnya yaitu Lampung kepada VOC (Batavia). Saat itu Banten dipimpin oleh Sultan Muhamad menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC. Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan. Kekuatan kesultanan dipencar kepelosok Pandeglang seperti di kaki gunung Karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis. Hal ini bisa terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua itu bukan hanya membekas pada benda yang berwujud, tapi juga membekas pada kultur kehidupan masyarakat Pandeglang.
Peninggalan sejarah kesultanan Banten masih nampak terlihat dari seni budaya yang ada di Pandeglang. Misalnya saja, Pandeglang merupakan Kota Santri dan Pandeglang terkenal dengan daerah yang historis, patriotis dan agamis. Julukan ini tidak serta merta timbul dengan sendirinya, akan tetapi merupakan bentangan sejarah telah mencatatnya.
Saat ini Pandeglang tetap merupakan wilayah yang strategis di wilayah Provinsi Banten. Sejarah kembali mencatat, Pandeglang dengan tokoh-tokoh masyarakatnya memberi andil besar dalam pembentukan Provinsi Banten. Sejarah Pandeglang mencatat juga, bahwa saat dipimpin oleh Bupati H. A. Dimyati Natakkusumah, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta di Kabupaten Pandeglang Bebas Biaya Sekolah dan pada tahun 2007 pembangunan sarana pendidikan dibangun dengan menggunakan rangka baja. Kembali kepada sejarah terbentuknya Kabupaten Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874, tanah-tanah gubernur kecuali Bativia dan Keresidenan Priangan telah Banten telah ditentukan, bahwa:
a. Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer, Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan.
b. Bupati mempunyai pembantu, yaitu mantri Kabupaten dengan gaji 50 gulden.
c. Kepala Distrik mempunyai gelar jabatan wedana dan Onder Distrik mempunyai jabatan Asisten Wedana.
Berdasarkan Staatsblad 1874 NO. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874 mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, diantaranya Kabupaten Pandeglang dibagi 9 distrik atau kewedanaan. Pembagian ini menjadi Kewedanaan Pandeglang, Baros, Ciomas, Kolelet, Cimanuk, Caringin, Panimbang, Menes dan Cibaliung.
Menurut data tersebut di atas, Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam ordonansi 1877 Nomor 224 tentang batas-batas keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupten Pandeglang dalam tahun 1925 dengan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 nomor XI. Maka jelas Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri tidak di bawah penguaasaan Keresidenan Banten.
Dari fakta-fakta tersebut di atas dapat diambil beberapa alternatif, yaitu pada tahun 1828 Pandeglang sudah merupakan pusat pemerintahan distrik. Pada tahun 1874 Pandeglang merupakan kabupaten. Pada tahun 1882 Pandeglang merupakan kabupaten dan distrik kewedanaan. Dan pada tahun 1925 kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri. Atas dasar kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, maka disepakati bersama bahwa tanggal 1 April 1874 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pandeglang.

B. Kepemimpinan di Pandeglang

Nama-nama Bupati Caringin/Menes masa jabatan 1827-2907, yaitu R.T. Mandoera Radja Djajanegara (1827-1840), R.T. Wiradidjaja (1840-1849), R.T.Koesoemanegara (1849-1849), R.T.Aria Adipati Soerjanegara (1849-1872), R.T. Dajanegara (1872-1883), R.T. Adipati Koesoemadiningrat (1883-1896), R.T. Soera Adiningrat (1896-1898) dan R. Soeria (1898-1908).
Sedangkan nama-nama Bupati Pandeglang masa jabatan dari tahun 1848 yaitu R.T. Aria Tjoncronegoro (1848-1849), R.T.Aria Natadiningrat (1849-1870), R.T. Pandji Gondokoesoemo I (1870-1870), R.T.Soetadindingrat (1870-1888), R.T.Abdul Gafoer Soerawinangoen (1888-1898), R.T.Soera Adiningrat (1898-1910), R.T. Mas Kanta Astrawijaya (1910-1914), R.T. Adipati Hasan Kartadiningrat (1914-1927), Rd. Aria Adipati Wiriaatmadja (1927-1927), Rd. Aria Adipati Soerja Djajanegara (1927-1941).
Selanjutnya, nama-nama Bupati Pandeglang pada era kemerdekaan, yaitu R.T. Mr. Djoemhana Wiraatmadja (1941-1945), K.H. Tb. Abdoelhalim (1945-1947), Mas Soedibjadjaja (1947-1948), Mas Djaja Rukmantara (1948-1949), Rd. Hola Sukmadiningrat (1949-1956) Rd. Moch. Noch Kartanegara (1956-1957), Rd. Lamri Suriaatmadja (1957-1957), Rd. Muhdas Suria Haminata (1957-1958), Rd. Harun (1958-1959), M. Ebby (1959-1961), Rd. Moch. Sjahra Sastrakusuma (1961-1964), Rd. Akil Achjar Mansjur (1964-1964), Rd. Syamsudin Natadisastra (1964-1968), Drs. Rd. Machfud (1968-1968), Drs. Karna Suwanda (1968-1973), Drs. H. Karna Suwanda (1973-1975), Drs. H. Karna Suwanda (1975-1980), Drs. Suyaman (1980-1985), Drs. H. Suyaman (1985-1990), H.M Zein, BA (1990-1995) Drs. H. Yitno (1995-2000), H.A. Dimyati Natakusumah, SH, MH (2000-2009), Drs. H. Erwan Kurtubi, MM (28 Oktober 2009 s/d November 2010), Asmudji HW memangku jabatan sebagai Penjabat Bupati (November 2010 s/d Maret 2011), dan Drs. H. Erwan Kurtubi, MM (Maret 2011 s/d Sekarang)
Sedangkan Drs. H. Erwan Kurtubi, MM memangku jabatan Bupati Pandeglang dimulai pada Maret 2011 s/d saat ini yang sebelumnya mendapat kepercayaan dari masyarakat melalui pemilihan langsung pertama kali dalam sejarah perpolitikan di Pandeglang sebagai wakil bupati pandeglang pada periode 2005-2009. Beliau merupakan Bupati yang ke 34 secara urutan periode, sedangkan secara berurutan nama merupakan Bupati Pandeglang yang ke 30. Hal ini disebabkan ada beberapa orang bupati yang menjabat lebih dari satu periode kepemimpinan.

Profil Kabupaten Pandeglang

sumber artikel dan gambar: id.wikipedia.org

SEMBOYAN DAN LAMBANG

Lambang daerah berbentuk perisai segi lima dengan pinggiran berwarna emas yang dilengkapi dengan :
BINTANG : Bintang bersudut lima berwarna kuning emas terletak di atas warna putih melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, yang memancarkan warna kuning emas membentuk persegi lain.
PERISAI : Perisai segi lima dimaksudkan sebagai lambang ketahanan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang sepanjang masa dalam Negara Pancasila.
KERUCUT : Tiga buah kerucut yang tidak sama besar dan tingginya menggambarkan tiga buah gunung dan melambangkan bahwa daerah Pandeglang itu bergunung-gunung.
BADAK : Badak bercula satu menghadap ke kiri adalah salah satu binatang peninggalan jaman purba yang masih hidup hingga sekarang, terdapat hanya di Daerah Kabupaten Pandeglang (Ujung Kulon) dengan sifat Tahan Uji, Waspada dan Tabah, serta Menjadi Kebanggaan Masyarakat.
PADI : Setangkai padi dengan tiga puluh tujuh butirnya melambangkan sejumlah desa-desa di Daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak seratus tiga puluh tujuh desa.
KAPAS : Setangkai kapas dengan enam kuntum bunganya yang mekar melambangkan sejumlah Kecamatan-kecamatan yang ada di Daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak enam belas kecamatan.
MELATI : Sekuntum bunga Melati berdaun bunga empat helai berwarna putih, melambangkan jumlah Kewedanaan di Daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak empat Kewedanaan.
GARIS BEROMBAK : Dua garis berombak yang tidak sama panjangnya, masing-masing melambangkan Laut yang mengelilingi sebagian besar Daerah Kabupaten Pandeglang dan sungai-sungai yang terdapat di dalamnya.

ARTI WARNA LAMBANG
a. KUNING EMAS melambangkan KEAGUNGAN DAN KEWIBAWAAN
b. PUTIH melambangkan KESUCIAN
c. BIRU MUDA melambangkan KESETIAAN
d. HIJAU TUA melambangkan KESUBURAN
e. ABU-ABU KEHITAM-HITAMAN melambangkan KETABAHAN

Pantai Sawarna Akan Menjadi Titik Awal Revolusi Pariwisata Lebak


sumber gambar: buka-jogja.blogspot.com
Pantai Sawarna yang terdapat di kecamatan Bayah kabupaten Lebak. Butuh sebuah kebijakan politik untuk dapat memaksimalkan potensi wisata Pantai Sawarna. Karena pariwisata bisa merupakan gula bagi perekonomian daerah.
kemudahan transportasi menuju tempat pariwisata menuju faktor utama yang mampu menggerakan pariwisata. Dengan pariwisata maka perekonomian daerah menjadi terangkat. Bali bisa dijadikan salah satu contoh konsep pariwisata yang terpadu. Dimana kebijakan politiknya berpihak kepada kemajuan pariwisata. Dan hasil akhirnya adalah mampu menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dan hampir seluruh masyarakat bali merasakan dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan kesejahteraannya.
Jika saja seluruh konsep pariwisata daerah khusunya di kabupaten Lebak mengacu pada konsep pariwisata yang telah diterapkan di Bali. Bukan tidak mungkin Pantai Sawarna menjadi tujuan wisata kedua setelah Pantai Kuta Bali.
Dengan kondisi Pantai yang berombak dan relatif tanpa karang. Pantai Sawarna bisa di jadikan tempat untuk berselancar para turis, baik lokal maupun Internasional. Mungkin salah satunya dengan mengadakan perlombaan selancar tingkat dunia sebagai promosi Pariwisata Lebak.
Revolusi Pariwisata Lebak adalah sebuah inspirasi untuk mengubah Lebak menjadi etalase bagi Propinsi Banten. Pariwisata Lebak yang hanya berjalan secara natural saja. Membutuhkan sebuah Revolusi bukan hanya sekedar reformasi. karena dibutuhkan gerakan ekstrim untuk menuju Lebak yang lebih bermartabat.

Selasa, 26 November 2013

PROFIL KABUPATEN LEBAK

sumber: lebakkab.go.id

 A. Lambang Berbentuk Perisai
Benteng atau Perisai tanda kekayaan dan ketangguhan, sanggup menghadapi segala rintangan tantangan
B. Warna Dasar Kuning
Warna Emas dalam arti Kalimat (letterliyk), Lebak mempunyai tambang emas Cikotok dan kekayaan alam lainnya. Arti kiasan (fuugurliyk), pernah mengalami jaman keemasan dalam sejarahnya dan dengan kemerdekaan RI akan menuju ke jaman itu kembali dengan lebih maju.
C. Kubah Masjid Warna Putih
Lambang Jiwa Agama Islam dalam bathin penduduk. Putih tanda suci dalam hati dan perbuatan, suka damai dan toleransi (tasamuh).
D. Angklung Warna Hitam
Lambang seni, berkaki enam buah tanda gotong royong. Ciri khas kesenian asli lebak bermitos agama. Hitam, bahwa di Lebak masih tinggal Suku Asli Kanekes yang walaupun berada di tempat yang masih diselimuti kegelapan (Daerah Pegunungan Kendeng), pada hakekatnya mereka menyimpan sifat-sifat kebaikan yang murni dan apabila telah masuk sinar yang terang ke dalam lubuk hatinya, kebaikan akan menonjol lebih nyata, sebagai manifestasi jiwa yang asli.
E. Warna Biru Polos
Lambang lautan bahwa daerah Lebak memiliki Samudera Indonesia yang luas dan dalam, yang menghasilkan ikan dan hasil laut lainnya.
F. Warna Biru Di Antara Hijau Melurus Ke Bawah Dan Bersatu Dengan Biru Sebelah Kiri Bawah
Lambang sungai, diantaranya tiga buah sungai besar seperti Cisimeut dan Ciberang, bersatu dengan Ciujung yang walaupun berlainan asal hulunya (sumbernya) tetapi menjadi satu.
Lambang berukuran, ketenangan dan ke dalam lubuk hati rakyatnya. Walaupun berlainan asal sukunya berarti mewujudkan sosial untuk kepentingan umum.
G. Pita Berwarna Merah Putih
Warna merah, tanda hidup dan berani. Warna putih tanda suci. Benteng atau perisai tanda kekayaan dan keteguhan sanggup menghadapi segala rintangan.

SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN LEBAK
Kabupaten Lebak merupakan bagian asli dari wilayah  Kesultanan Banten . Hari jadi Kabupaten Lebak ditetapkan tanggal 2 Desember 1828. Beberapa catatan sejarah penting yang dijadikan dasar pertimbangan dalam penetapan hari jadi antara lain :
1.     Wilayah Kesultanan Banten pada tahun 1813 tanggal 19 Maret dibagi menjadi 4 (empat)  wilayah yaitu : Banten Lor ,Banten kulon ; Banten tengah dan banten kidul .
2.     Berdasarkan surat keputusan Komisi Jendral Hindia Belanda , 2 Desember 1828  ditetapkan pembagian wilayah  karesidenan Banten menjadi 3 (Tiga ) Kabupaten yaitu:Kabupaten Serang ; Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang .
3.     Tanggal  14 Agustus 1925, merupakan penunjukan Kabupaten Lebak sebagai daerah pemerintahan yang berdiri sendiri berdasarkan surat keputusan Gubernur  Jendral Belanda tanggal 14 agustus 1925 dengan Distrik  Parrungkujang, Rangkasbitung , Lebak Parahiang dan Cilangkahan .
Pada perkembangan selanjutnya telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah No.18 Tahun 1986 tertanggal 22 Oktober 1986 Hari jadi kabupaten lebak 2 Desember 1828.

KEADAAN PENDUDUK
Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Banten. Luas wilayah Kabupaten Lebak 304.472 ha dengan jumlah penduduk wilayah 1.204.095 (BPS Kab. Lebak) . Secara adminsitratif, Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan,  340 desa, dan 5 kelurahan.  Nilai indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM) Masyarakat di Kabupaten Lebak , yang diperoleh  berdasarkan  Survei Sosial EKonomi  Nasional (Susennas ) dengan 3 indikator , yaitu : Indikator Harapan Hidup, Indikator  Pendidikan dan Indikator  Daya Beli.
Berdasarkan analisis  dari indikator  tersebut , Kabupaten Lebak telah terjadi peningkatan  IPM dari tahun 2004 s/d tahun 2008 (67,04%) dan tahun 2009 s/d tahun 2014 (68,84%) . Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Lebak telah terjadi peningktan  pada  : kesehatan masyarakat (Indikator  Harapan Hidup), melek huruf (indikator  pendidikan ), dan keterampilan , kesempatan  kerja dan pendapatan (indikator daya beli).

SOSIAL BUDAYA
Secara umum  karakter masyarakat di kabupaten Lebak dapat menerima hal-hal baru yang menujang  pembangunan ekonomi , antara lain  adanya penanaman  modal dari dalam maupun luar negeri , dengan persyaratan yang dilibatkan dalam menjalankan kegiatan.
Data Potensi Komoditi Industri Kecil
1.     Gula aren
2.     Emping melinjo
3.     Bata
4.     Genteng
5.     Tikar pandan
6.     Anyaman bambu
7.     Pande besi
8.     Batu fosil
9.     Sale pisang
10. Kerajinan kulit imitasi
11. Tahu/tempe
Perkebunan Karet,Kelapa sawit,Kakao,Kopi robusta,Aren,Cengkeh,Kelapa dalam,Kelapa hybrid,Lada,Pandan,Teh,Jambu mete,Panili,Jarak Pagar,Kapuk,
Selain potensi perkebunan, terdapat potensi perikanan yang sangat potensial di Kab. Lebak adalah usaha perikanan tangkap, dimana potensi lestari untuk perikanan pantai sebesar 3.712,4 ton/tahun dan potensi ZEE sebesar 6.884,84 ton/tahun.
Jenis ikan
1.     Kurisi
2.     Tigawaja
3.     Ekor kuning
4.     Cucut
5.     Pari
6.     Tongkol
Peternakan
Saat ini di Kab. Lebak terdapat pengelolaan peternakan sapi, baik yang dilakukan oleh pihak swasta maupun BUMD milik perusahaan daerah  (PD Lebak Niaga)
1.     Sapi potong
2.     Kerbau
3.     Kambing
4.     Domba
5.     Ayam buras
6.     Ayam ras pedaging
7.     Ayam ras petelur
8.     Itik
9.     Itik manila

POTENSI PARIWISATA
Kabupaten Lebak memiliki potensi pariwisata yang lekat dekat dengan nuansa alam. Berikut nama-nama objek wisatanya:
No
Nama Objek Wisata
Lokasi
1
Curug Indihiyang
Warunggunung
2
Arung Jeram
Lebak Gedong
3
Goa Sangkir
Bojong Manik
4
Budaya Kaolotan
Leuwidamar
5
Pemandian Air Panas
Cipanas
6
Pantai Karang Taraje
Bayah
7
Pantai Bagedur
Malingping
8
Pantai Binuangeun
Wanasalam
9
Pantai Cibobos
Panggarangan
10
Pantai P. Manuk
Bayah
11
Pantai Sawarna
Bayah
12
Pantai Ciantir
Bayah
13
Budaya Kaolotan Seren Taun
Cibeber
14
Air panas Senenghati
Malingping
15
Situ Palayangan
Cimarga
16
Kawah Cipanas
Sobang
17
Air Terjun/Curug Kanteh
Cilograng
18
Pantai Cihara
Cihara
19
Talanca Beach
Malingping
20
Pantai Cimandiri
Panggarangan
21
Pantai Beach
Malingping
22
Pantai Tanjung Panto
Wanassalam
23
Air Terjun/Curug Sata
Gn. Kencana
24
Curug Kebo
Malingping